·
Sandi, 1 thn 8 bulan Sejak lahir pasien mengeluh kedua mata
tampak kuning dan muntah berulang setiap diberi air susu ibu (ASI). Kulit
pasien juga terlihat makin gelap. Buang air kecil berwarna kuning dan feses
berwarna dempul disangkal. Pasien berobat ke puskesmas, diberi puyer namun keluhan
tidak perbaikan
· Usia 1 bulan, kedua mata
masih tampak kuning dan muntah berulang setiap minum, berat badan turun menjadi
3 kg. Keluhan demam, batu, pilek disangkal. Pola BAB dan BAK dalam batas
normal. Pasien berobat ke dokter umum dan disarankan ke dokter anak.
· Usia 1,5 bulan (2 minggu sebelum dirawat di
RSCM), orang tua membawa pasien ke RS Atmajaya, dirawat selama 6 hari
(tanggal 26-31 Januari 2011), dilakukan pemeriksaan darah, infus, mendapat obat
Cefotaksim, Vitamin K, Apialis® drops, Vitamin A, Asam ursodeoksikolat,
Fundamin E, dan Biknat tablet. Selama perawatan keluhan belum perbaikan, namun
orang tua pulang paksa karena masalah biaya.
· Usia 2 bulan (tanggal 10/2/2011) pasien
datang ke RSCM (rujukan Spesialis Anak di RS Atmajaya dengan keterangan diare
akut ec viral tanpa dehidrasi, kolestasis intrahepatik ec ISK dd/ galaktosemia,
DD/ defisiensi α1-antritipsin DD/ progressive
familial intrahepatic, DD/ hepatic
neonatal idiopatic cholestasis). Pasien dirawat selama 1 bulan di ICU Anak.
Pasien didiagnosis Hipoplasia Adrenal Kongenital dengan krisis adrenal, gizi
buruk marasmik, kolestasis intrahepatik, anemia, dan mikrosefal (Gambar 1).
Pasien mendapat rehidrasi cairan, terapi diet Pregestimil, koreksi biknat,
hidrokortison iv bolus, dan tablet Fludrokortison. Hasil pemeriksaan 17-OH
Progesterone (15 Februari 2011) adalah 0,4 nmol/L (normal: 1,1 – 4,8 nmol/L). USG
abdomen (21 Februari 2011) kelenjar adrenal tampak kecil, suspek hipoplasia,
hepatomegali dengan kelainan pada parenkim.
·
Usia 3
bulan, pasca perawatan 1 bulan di ICU Anak RSCM, keluhan perbaikan, masih
berstatus gizi buruk marasmik, dan rawat jalan dengan terapi Hysone®
(hidrokortison) 2 kali sehari dan Fluorinef 1 x 1 tablet, dan Biknat 8x1/3
tablet
PEMANTAUAN
PASCA PERAWATAN
·
Pasien rutin kontrol ke poli Endokrinologi Anak untuk penyesuaian
dosis Hidrokortison dan Fluorinef yang harus dikonsumsi seumur hidup. Pasien
juga kontrol ke Poli Gizi Anak untuk evaluasi masalah gizi buruk dan selama
pemantauan didapatkan kenaikan BB pasien
·
Usia 8 bulan
pasien
dikonsulkan ke poli Neurologi Anak karena terdapat keterlambatan motorik dan
mikrosefal. Pasien disarankan CT-scan, kepala namun tidak ada biaya
·
Usia 9 bulan
(9/9/2011) rumah dan lingkungan
pasien (daerah pasar ikan) kebakaran, pasien dan keluarga tinggal di Museum
Bahari (penampungan pengungsi) selama 3 minggu (Gambar 2 dan Gambar 3). Keluarga
pasien kehilangan semua barang dan dokumen pasien. Selama tinggal di
penampungan pasien mengalami episode diare dan infeksi saluran pernapasan akut
berulang.
· Sampai saat
ini pasien masih tinggal di kontrakan di lingkungan kumuh, kontrol rutin ke
Poli Endokrinologi Anak setiap 1-2 bulan sekali dan menjlani pemeriksaan
laboratorium 17-OHP (17 Hidroksiprogesteron) untuk penyesuaian dosis
Hidrokortison dan Fludrokortison yang harus dikonsumsi setiap hari. Pemeriksaan
laboratorium dan obat tersebut harus diperiksa di laboratorium luar, tergolong
mahal dengan masalah sosial ekonomi yang dihadapi keluarga pasien saat ini.
· Saat ini pasien berusia 1 tahun 8 bulan dan
mengalami keterlambatan motorik kasar (belum dapat berjalan) dan mikrosefali.
Pasien disarankan oleh Neurologi Anak untuk menjalani pemeriksaan CT-scan
kepala dan Fisioterapi. Namun keluarga pasien tidak mampu, kebutuhan
sehari-hari pun sering tidak tercukupi, sehingga diajukan dana donator untuk
pembiayaan CT-scan kepala tersebut. Ursamagna memberikan Rp 2.400.000 untuk Ct scan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar