an independent non profit group supporting proper medical treatment for children in need
Jumat, 15 Maret 2013
Baby Er
Lahir dari seorang ibu muda berusia 30 tahun, seorang bayi mungil baby Er ini ternyata belum dapat menikmati kehangatan peluk ibu dan ayahnya begitu proses kelahirannya selesai.
Pada tanggal 4 maret 2013, setelah 20 jam dirawat di ruang rawat bayi normal, bayi Er akhirnya harus menjalani perawatan di ruang rawat bayi yang lebih intensif dalam pelayanan (perinatologi) karena kondisinya yang sesak. Dalam perawatan selama di perinatologi, bayi Er mengalami sesak nafas yang bertambah berat hingga bayi tampak kebiruan.
Di sela-sela kondisinya yang kritis, tampak sang nenek dengan pandangan kepasrahan yang mendalam menyampaikan tentang kendala yang dihadapinya saat ini.
Bayi Er lahir dari anak perempuannya yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga; demikian pula dengan suaminya. Sehingga semua biaya perawatan bayi nantinya akan menjadi tanggungan nenek. Saat ini nenek bayi berusia 50 tahun dan sedang mengabdi di RS Husada, sebagai tenaga administrasi di ruang rawat ibu melahirkan.
Nenek bayi Er yang juga sering dipanggil Ibu Er, mengatakan bahwa biaya rawat bayi dan ibunya akan diselesaikannya dengan cara potong gaji; dengan pendapatan perbulan berkisar 2 juta.
Sambil berlinang air mata, walaupun dengan beban yang harus ia pikul sendiri, ia mengatakan tetap ingin memperjuangkan kesehatan cucu tercintanya.
Pada perawatan hari kedua di perinatologi, dokter menyarankan dilakukannya pemeriksaan jantung (echocardiography), sebagai salah satu alat yang dibutuhkan dalam mencari penyebab kondisi sesak bayi Er saat itu.
Bersamaan dengan itu, datang pula sang ibu baru pulih dari persalinannya, terkadang dengan masih menahan rasa nyeri bekas lukanya, sang ibu bayi Er tetap berusaha menahan rasa duka melihat bayi yang dicintainya itu tergolek lemas dan sesak dengan segala peralatan media yang terpasang di badannya yang mungil. Beban itu berlipat-lipat ketika ia pun merasa tidak mampu berbuat banyak untuk bayinya.
Di saat-saat yang penting tersebut, keluarga sangat bersyukur ketika mendengar bahwa ada peluang untuk mendapatkan bantuan dana untuk melakukan pemeriksaan bagi jantung bayi Er. Keluarga mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam atas bantuan tersebut.
Setelah menjalani pemeriksaan jantung, diketahui adanya kelainan jantung berupa defek septal atrium.
Walaupun kelainan tersebut memang bukan satu-satunya faktor penyebab sesak pada bayi Er, namun dengan diketahuinya kelainan itu maka monitor lanjutan setelah bayi bisa dirawat di rumah akan lebih terfokus. Ursamagna memberikan Rp 425.000 untuk pemeriksaan echo jantung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar