Rabu, 28 Maret 2012

Muhammad Irsyad, 3 tahun




Pasien dirawat dengan keluhan utama kelemahan tubuh bagian kanan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pasien merupakan rujukan RSUD lampung dengan keterangan ToF dan abses serebri.

Pasien pertama kali datang ke PJT RSCM dan langsung dikonsulkan ke poli neurologi anak dan dikonsulkan ke bedah saraf saat di IGD RSCM dan disarankan untuk dilakukan CT scan ulang. Hasil CT scan ulang sesuai gambaran abses serebri di lobus frontoparietotemporal kiri disertai herniasi subfalcine ke kanan sejauh 1,08 cm. Pasien didiagnosis abses serebri frontotemporoparietal dekstra dengan herniasi subfalcine, tetralogi Fallot, mikrosefali, dan gizi kurang. Berdasarkan hasil CT scan maka dilakukan drainase abses dengan burr hole. Terapi pascadrainase ditambahkan ketorolak 2x5 mg, ranitidin 3x10 mg, fenitoin 3x25 mg, antibiotika 3 regimen untuk abses yaitu seftriakson 2x500 mg IV, metronidazol 3x75 mg IV, dan kloramfenikol 4x250 mg IV direncanakan diberikan selama 6-8 minggu.

Hasil kultur pus cairan abses (20 januari 2012) ditemukan isolat bakteri Streptococcus viridans yang sifatnya intermediet terhadap seftriakson dan kloramfenikol, namun sensitif dengan beberapa antibiotika lain diantaranya adalah meropenem. Berdasarkan keputusan DPJP maka antibiotika seftriakson dan kloramfenikol diganti dengan meropenem yang rencana diberikan selama 6-8 minggu.

Pasien juga sempat mengalami serangan sianotik tanggal 8 Februari 2012 di Gedung A lantai 1 maka pasien dipindahkan ke ICU PJT kemudian dilakukan operasi Blalock-Taussig shunt pada tanggal 9 Februari 2012. Setelah kondisi pasien stabil, pasien kembali dirawat di Gedung A lantai 1 mulai tanggal 14 Februari 2012 untuk meneruskan pengobatan abses. Setelah pemberian antibiotika minggu ke-7, dilakukan CT-scan kepala ulang dengan hasil masih terdapat abses berukuran diameter 3 cm, maka diputuskan untuk dilakukan drainase ulang oleh bedah saraf dengan cara burr-hole (8 Maret 2012). Pasca burr-hole antibiotika dilanjutkan 2 minggu dan dilakukan CT-scan kepala ulang dengan hasil ukuran abses mengecil hingga diameter kurang dari 1 cm.

Masalah sosial pasien saat ini adalah masalah pembiayaan pengobatan. Jaminan kesehatan pasien adalah ASKES PNS, namun antibiotika meropenem hanya ditanggung ASKES untuk jangka waktu 10 hari. Biaya obat-obatan yang harus ditanggung keluarga pasien mencapai Rp 18.000.000,-,Ursamagna membantu Rp 1.500.000 untuk biaya pengobatan irsyad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar