Bagas, 8 thn didiagnosa Appendisitis
perforasi dengan ileostomi pasca tutup stoma ileum, Gizi
buruk marasmik, Tersangka
sindrom Gittleman DD sindrom Barrter.
·
24
Januari 2012, pasien mengalami appendisitis perforasi, dilakukan operasi I di RS Cibinong, dilakukan
pemotongan usus halus (ileum) 15 cm dan pemasangan ileostomi
·
Februari
2012, dilakukan operasi II,
yaitu penyambungan atau tutup ileostomi di RS Cibinong, namun 3 hari kemudian diketahui
terdapat kebocoran luka operasi, sehingga dilakukan operasi III, yaitu pembuatan ileostomi kembali.
·
Maret
2012, pasca operasi ileostomi ddapatkan produksi stoma cair, berat badan
menurun, dan terdapat iritasi kulit kemerahan luas di sekitar stoma sehingga
pasien dirujuk ke RSCM, dirawat 3 minggu di ruang rawat bedah anak (BCH) untuk
perawatan stoma dan perbaikan status gizi buruk marasmik pada pasien
·
22 Maret
2012, pasien rawat jalan dan 2 kali kontrol ke poli Bedah Anak dan poli
Gizi Anak
·
21 Juni
2012 kontrol ke poli Gizi anak dengan keluhan produksi stoma makin cair dan
berat badan menurun, pasien selanjutnya dirawat di IGD, mendapat nutrisi
parenteral dan antibiotik.
·
25 Juni
2012, pasien dirawat di BCH untuk perbaikan keadaan umum dan persiapan operasi
tutup ileostomi
10
Juli 2012,
pasien menjalani operasi IV, yaitu tutup ileostomi, pasca operasi terdapat
hiponatremia, hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia berulang meskipun sudah
dilakukan koreksi terus menerus. Selain itu juga didapatkan alkalosis metabolik
berulang, tersangka sindrom Gittleman DD sindrom Barrter, sehingga pasien
direncanakan pemeriksaan elektrolit (natrium, kalium, kalsium) urine sewaktu,
osmolalitas urine, dan osmolalitas darah. Pemeriksaan tersebut tidak dapat
dilakukan di RSCM, sehingga direncanakan pemeriksaan tersebut di laboratorium
luar. Orang tua tidak memiliki biaya untuk pemeriksaan tersebut, sehingga
diajukan dana donator sebesar Rp.448.000,-. Ursamagna memberikan Rp 448.000 untuk pemeriksaan lab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar