Kamis, 08 November 2012

Indah Solehah, 14 tahun

    
     Pada tanggal 1 Agustus Indah demam tinggi sampai 39°, lebih tinggi malam hari  dan mulai timbul keluhan sakit kepala. Sakit kepala timbul saat demam, hilang timbul. Pasien dirawat di RSUD Cibitung selama 15 hari, didiagnosis tifoid. Selama perawatan masih demam tinggi, sakit kepala hilang timbul, tanpa disertai muntah atau kejang. Pasca rawat 15 hari, demam hilang, pasien pulang namun tidak kembali bersekolah karena masih pucat. 

     Awal September 2012 demam timbul kembali, suhu tidak diukur, disertai muntah hebat. Frekuensi muntah> 10x/hari,  warna kekuningan, @1/2 gelas, tidak dipengaruhi oleh makanan, tidak menyemprot. Masih terdapat keluhan sakit kepala yang hilang timbul. Selain muntah, terdapat keluhan perut membesar. Pasien berobat ke alternatif kurang lebih selama 2 minggu, namun tidak terdapat perbaikan.
     Satu setengah bulan kemudian, Indah masih terdapat keluhan muntah dan sakit kepala sehingga pasien dibawa berobat ke RS Cibitung kembali. Pasien dianjurkan rawat jalan , dengan sebelumnya dilakukan pemerksaan rontgen thoraks dan USG abdomen. Tiga hari kemudian timbul kejang seluruh badan selama  5- 10 menit, mata mendelik ke atas. Kejang menghilang dengan sendirinya tanpa pemberian obat. Setelah kejang, tubuh pasien lemas,dan bicara pelo. Terdapat keluhan demam namun suhu  tidak diukur. Pasien kemudian dibawa UGD RS Cibitung, di sana pasien sadar namun tidak ada kontak mata dan tidak mengenali anggota keluarganya. Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Bekasi untuk dilakukan CT Scan kepala.  

     Pasien dirawat di RSUD Bekasi selama 1 bulan (5 hari pasien dirawat di ICU  karena terdapat penurunan kesadaran).   Selama perawatan didapatkan demam menetap, dan keluhan sakit kepala. Tidak terdapat kejang selama perawatan. Selama perawatan pasien mengalami penurunan kesadaran.
      16 hari SMRS pasien dipindahkan ke ICU RSUD Bekasi dan setelah 4 hari perawatan di ICU kesadaran pasien membaik dan dilakukan dua kali pemeriksaan CT Scan dengan kontras dan dari hasil pemeriksaan CT Scan pasien dikatakan menderita abses serebri dengan kesan abses serebri perburukan (lesi hipodens meluas)

     Pada hari indah masuk rumah sakit kembali keluhan nyeri kepala masih hilang timbul. Tidak terdapat demam. Tidak terdapat mual, muntah maupun pandangan kabur. Selama perawatan di RSCM dilakukan ekspertise ulang CT-scan kepala yang dibawa dari RSUD Bekasi oleh Radiologi Anak RSCM dengan hasil sesuai dengan infark serebri regio temporooksipital kiri perburukan dengan edema serebri. Pasien selanjutnya dilakukan pemeriksaan profil koagulasi dengan hasil didapatkan peningkatan D-dimer 3 kali (D-dimer 900, normal <300), trombosit normal, PT dan APTT normal. Pasien selanjutnya dikonsulkan ke divisi hematologi anak dengan saran pemeriksaan protein C, protein S, dan antitrombin III (AT III)

    Pemeriksaan tersebut tidak dapat dilakukan di RSCM, sehingga harus dikirim ke laboratorium luar (Prodia Child Lab). Ursamagna memberikan Rp 1.290.500 untuk pemeriksaan laboratorium nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar