Pada tanggal 1 Agustus Indah demam tinggi sampai 39°,
lebih tinggi malam hari dan mulai timbul
keluhan sakit kepala. Sakit kepala timbul saat demam, hilang timbul. Pasien dirawat
di RSUD Cibitung selama 15 hari, didiagnosis tifoid. Selama perawatan masih
demam tinggi, sakit kepala hilang timbul, tanpa disertai muntah atau kejang.
Pasca rawat 15 hari, demam hilang, pasien pulang namun tidak kembali bersekolah
karena masih pucat.
Awal September 2012 demam timbul kembali, suhu tidak diukur, disertai muntah
hebat. Frekuensi muntah> 10x/hari,
warna kekuningan, @1/2 gelas, tidak dipengaruhi oleh makanan, tidak
menyemprot. Masih terdapat keluhan sakit kepala yang hilang timbul. Selain muntah, terdapat keluhan perut membesar. Pasien berobat ke alternatif kurang lebih selama 2 minggu, namun tidak terdapat perbaikan.
Satu setengah bulan kemudian, Indah masih terdapat keluhan muntah
dan sakit kepala sehingga pasien dibawa berobat
ke RS Cibitung kembali.
Pasien dianjurkan rawat jalan , dengan sebelumnya dilakukan pemerksaan rontgen thoraks dan USG abdomen. Tiga hari kemudian timbul kejang seluruh badan selama 5- 10 menit, mata mendelik ke atas. Kejang menghilang dengan sendirinya
tanpa pemberian obat. Setelah kejang, tubuh pasien lemas,dan bicara pelo. Terdapat keluhan demam namun suhu tidak diukur. Pasien kemudian dibawa UGD RS Cibitung, di sana pasien sadar
namun tidak ada kontak mata dan tidak mengenali anggota keluarganya. Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Bekasi untuk dilakukan CT Scan kepala.
Pasien dirawat di RSUD Bekasi
selama 1 bulan
(5 hari
pasien dirawat di ICU karena terdapat
penurunan kesadaran). Selama perawatan
didapatkan demam menetap, dan keluhan sakit kepala. Tidak terdapat kejang
selama perawatan. Selama perawatan pasien mengalami penurunan
kesadaran.
16 hari SMRS pasien dipindahkan ke ICU RSUD Bekasi dan setelah 4 hari perawatan di ICU
kesadaran pasien membaik dan dilakukan dua kali pemeriksaan CT
Scan dengan kontras dan dari hasil pemeriksaan CT Scan pasien dikatakan
menderita abses serebri dengan kesan abses serebri
perburukan (lesi hipodens meluas)
Pada hari indah masuk rumah sakit kembali keluhan nyeri kepala masih hilang timbul. Tidak
terdapat demam. Tidak terdapat mual, muntah
maupun pandangan kabur. Selama perawatan di RSCM dilakukan ekspertise
ulang CT-scan kepala yang dibawa dari RSUD Bekasi oleh Radiologi Anak RSCM
dengan hasil sesuai dengan infark serebri regio temporooksipital kiri
perburukan dengan edema serebri. Pasien selanjutnya dilakukan pemeriksaan
profil koagulasi dengan hasil didapatkan peningkatan D-dimer 3 kali (D-dimer 900,
normal <300), trombosit normal, PT dan APTT normal. Pasien selanjutnya
dikonsulkan ke divisi hematologi anak dengan saran pemeriksaan protein C,
protein S, dan antitrombin III (AT III)
Pemeriksaan tersebut tidak dapat dilakukan di RSCM, sehingga harus
dikirim ke laboratorium luar (Prodia
Child Lab). Ursamagna memberikan Rp 1.290.500 untuk pemeriksaan laboratorium nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar