Seorang
anak bernama An Gusman usia 15 bulan dengan diagnosis tuberkulosis paru dalam terapi
OAT, diabetes insipidus, gizi buruk marasmik, global developmental delay. Gusman
terdiagnosis sejak 4 bulan lalu. Saat itu Gusman rutin berobat untuk mendapatkan
terapi antituberkulosis, namun dalam kontrol TB paru pasien terdapat keluhan
berat badan yang termasuk ke dalam gizi buruk. Intervensi gizi telah diberikan
namun belum mengalami perbaikan. Hasil klinis menunjukkan terdapat produksi
urin dalam jumlah berlebih dari nilai normalnya. Rangkaian pemeriksaan mulai
pemeriksaan darah dan air seni dilakukan dan menghabiskan biaya yang tidak
sedikit bagi keluarga An.Gusman yang
tidak mampu. Hasil diagnosis tambahan bahwa pasien juga mengidap diabetes
insipidus, yaitu penyakit dengan kekurangan hormon yang mengontrol jumlah buang
air kecil yang keluar. An.Gusman diputuskan untuk mendapatkan terapi minirin untuk
mengatasi diabetes insipidusnya, untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan
karena melihat respon dari pasien. Biaya yang dikeluarkan untuk obat minirin
yang tidak dicover oleh jaminan kesehatan nasional adalah 600.000 hingga
700.000, sedangkan ibu Gusman harus membeli obat tersebut 1 hingga 2 kali per bulan.
Kondisi ekonomi keluarga Gusman yang tidak mampu sangat berat bagi an.Gusman dan keluarga.Ursamagna memberikan Rp 700.000 untuk membeli obat tersebut.
Nama dokter : Herlina
Nama RS : RSU Kecamatan Cempaka putih
Nama RS : RSU Kecamatan Cempaka putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar