Jumat, 14 Juni 2013

Sandi Arif Ilham, 2 tahun 6 bulan



      
    Sejak lahir  pasien mengalami muntah berulang setiap diberi air susu ibu (ASI, kedua mata tampak kuning, dan kulit tampak  semakin gelap. Pasien beberapa kali berobat ke puskesmas dan RS diberi oba namun tidak perbaikan. Pada saat sandi berusia 2 bulan, iabmuntah berulang setiap minum, berat badan semakin turun sampai mengalami gizi buruk marasmik dan didiagnosis Kongenital Hipoplasia Adrenal saat berobat ke RSCM. Pasien mendapatkan terapi hidrokortison dan fluorinef yang harus dikonsumsi seumur hidup. Pasien kontrol teratur ke poli gizi dan endokrinologi anak RSCM setiap bulan.
    Usia 2 tahun 6 bulan (2 hari sebelum dirawat di RSCM)  pasien mengalami demam tinggi sampai 40°C, batuk, muntah berulang saat diberi makan atau minum, dan tampak semakin lemas. Saat hari masuk RS (IGD Anak RSCM),tanggal 26 Mei 2013, pasien masih mengalami demam tinggi dan mengalami kejang berulang. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya hiponatremia (gangguan elektrolit) akibat krisis adrenal yang dialami. Pasien selanjutnya mendapatkan terapi hidrokortison injeksi selama perawatan. Pasien dirawat 3 hari di IGD Anak dan dinyatakan dapat rawat jalan dengan melanjutkan konsumsi hidrokortison dan fluorinef per oral.
   Satu minggu pasca perawatan (3 Juni 2013), pasien kontrol ke poli Endokrinologi Anak RSCM, klinis perbaikan dan pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar kortisol darah (kortisol pagi dan kortisol sore) untuk menilai kesesuaian dosis hidrokortison yang harus dikonsumsi seumur hidup tersebut. Pemeriksaan tersebut penting untuk menghindari berulangnya krisis adrenal akibat ketidaksesuaian dosis obat yang dikonsumsi.
     Pemeriksaan kadar kortisol pagi dan kortisol sore tersebut tidak dapat dilakukan di RSCM, sehingga harus diperiksa di laboratorium luar (Prodia) dengan pembiayaan pribadi. Keluarga pasien yang berasal dari sosial-ekonomi rendah tidak mampu membiayai pemeriksaan tersebut. Ayah hanya bekerja sebagai tukang parkir dengan penghasilan 1 juta/bulan, ibu tidak bekerja, dan terdapat 5 orang anak yang harus ditanggung oleh orangtua pasien. Oleh karena itu diajukan dana donator untuk membantu pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan pasien.Ursamagna memberikan Rp 646.200 untuk pemeriksaan laboratorium cortisol serum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar