Sejak lahir pasien mengalami
muntah berulang setiap diberi air susu ibu (ASI, kedua mata tampak kuning, dan
kulit tampak semakin gelap. Pasien beberapa
kali berobat ke puskesmas dan RS diberi oba namun tidak perbaikan. Pada saat sandi berusia 2 bulan, iabmuntah
berulang setiap minum, berat badan semakin turun sampai mengalami gizi buruk
marasmik dan didiagnosis Kongenital Hipoplasia Adrenal saat berobat ke RSCM.
Pasien mendapatkan terapi hidrokortison dan fluorinef yang harus dikonsumsi
seumur hidup. Pasien kontrol teratur ke poli gizi dan endokrinologi anak RSCM
setiap bulan.
Usia 2 tahun 6 bulan (2 hari sebelum dirawat
di RSCM) pasien mengalami demam tinggi sampai 40°C,
batuk, muntah berulang saat diberi makan atau minum, dan tampak semakin lemas.
Saat hari masuk RS (IGD Anak RSCM),tanggal 26 Mei 2013, pasien masih mengalami
demam tinggi dan mengalami kejang berulang. Saat dilakukan pemeriksaan
laboratorium didapatkan adanya hiponatremia (gangguan elektrolit) akibat krisis
adrenal yang dialami. Pasien selanjutnya mendapatkan terapi hidrokortison
injeksi selama perawatan. Pasien dirawat 3 hari di IGD Anak dan dinyatakan
dapat rawat jalan dengan melanjutkan konsumsi hidrokortison dan fluorinef per
oral.
Satu minggu pasca perawatan (3 Juni 2013), pasien
kontrol ke poli Endokrinologi Anak RSCM, klinis perbaikan dan pasien disarankan
untuk melakukan pemeriksaan kadar kortisol darah (kortisol pagi dan kortisol
sore) untuk menilai kesesuaian dosis hidrokortison yang harus dikonsumsi seumur
hidup tersebut. Pemeriksaan tersebut penting untuk menghindari berulangnya
krisis adrenal akibat ketidaksesuaian dosis obat yang dikonsumsi.
Pemeriksaan
kadar kortisol pagi dan kortisol sore tersebut tidak dapat dilakukan di RSCM,
sehingga harus diperiksa di laboratorium luar (Prodia) dengan pembiayaan
pribadi. Keluarga pasien yang berasal dari sosial-ekonomi rendah tidak mampu
membiayai pemeriksaan tersebut. Ayah hanya bekerja sebagai tukang parkir dengan
penghasilan 1 juta/bulan, ibu tidak bekerja, dan terdapat 5 orang anak yang
harus ditanggung oleh orangtua pasien. Oleh karena itu diajukan dana donator
untuk membantu pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan pasien.Ursamagna memberikan Rp 646.200 untuk pemeriksaan laboratorium cortisol serum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar