Bayi laki-laki bernama FA usia 23 bulan dirawat do RSCM dengan diagnosis HIV stadium klinis IV dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, diare persisten tanpa dehidrasi, riwayat syok hipovolemik, infeksi saluran kemih ec Klebsiella pneumonia, infeksi jamur sistemik, sepsis, dan dalam perbaikan dari pneumonia. Saat ini gizi pasien baik walau dengan riwayat gizi buruk marasmik
Pasien dirawat di RSCM sejak 14 Mei 2011 dengan keluhan sesak memberat sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Selain itu juga pasien mengalami muntah dan BAB cair sejak 3 hari sebelumnya, saat datang ke RSCM dalam keadaan dehidrasi berat, syok hipovolemik. Diagnosis saat masuk adalah pneumonia dan diare akut dehidrasi berat.
Selama perawatan sesak mengalami perbaikan, namun demam masih terus ada selama perawatan. Fokus infeksi lain yang ditemukan adalah infeksi saluran kemih yang diterapi dengan antibiotika intravena. Selama perawatan pasien sempat mengalami penurunan kesadaran dan kejang, diduga karena ensefalopati HIV.
BAB cair terus berlanjut selama perawatan, dengan frekuensi 5-7x/hari, cair berlendir. Pasien sempat mengalami syok hipovolemik berulang dd/ syok sepsis. Hasil analisis feses pertama (13 Mei 2011) menunjukkan hasildengan interpretasi dari div. Gastroenterologi yaitu diare karena malabsorpsi lemak dan infeksi bakteri gram negatif. Saat itu diberikan diet Pregestimil 6x120 ml dan nasi tim saring 2x (total 800 KKal), namun jumlah tersebut tidak mencukupi kebutuhan kalori pasien 1000 Kkal. Diet kemudian diubah menjadi Peptamen 6x120 ml dan nasi tim saring 2x (Total 1020 KKal). Dengan diet tersebut diare sempat mengalami perbaikan namun memburuk kembali pada 24 Mei 2011, analisa feses ulang menunjukkan hasil dengan interpretasi diare karena malabsorpsi karbohidrat. Karena kondisi pasien saat itu juga mengalami perburukan dengan sesak yang memberat, maka diet diubah menjadi Peptamen 5x150 ml dan Pregestimil 3x150 ml. Kombinasi ini dipilih karena dapur RSCM hanya dapat menyediakan Peptamen maksimal 750 ml untuk 1 pasien.
Dengan diet ini pasien mengalami perbaikan, BAB menjadi lebih padat dan lebih jarang. Pada tanggal 31 Mei 2011 pasien dipulangkan karena kondisi klinis yang membaik, bebas demam 2 hari dengan terapi antibiotika dan antifungal. Karena akan dipulangkan, dipilih diet dengan 1 macam formula agar orang tua tidak mengalami kesulitan atau kebingungan dalam penyiapan formula. Formula yang dipilih adalah Peptamen 6 x 150 ml dengan pertimbangan harga yang tidak jauh berbeda dan formula ini lebih padat kalori.
Pasien dirawat dengan pembiayaan SKTM (surat keterangan tidak mampu). Formula Peptamen diperoleh dari suplier, dengan contact person adalah dietician Anak RSCM. Harga Peptamen Rp.160.000 untuk 1 kaleng 400 gram. (1 kaleng dapat dihabiskan dalam 1,5 hari)
Pasien akan kontrol ke poliklinik pada Selasa 7 Juni 2011, jika klinis diare perbaikan direncanakan mengganti diet dengan menambahkan nasi tim saring secara bertahap dalam menu sehari-hari dan mengganti formula ke formula standar.
Keterangan:
Peptamen = formula free lactose dengan kandungan 70% medium chain triglycerides (MCT) – lemak rantai sedang yang siap serap, baik untuk pasien dengan malabsorpsi lemak. Kalori 100 Kkal tiap 100 ml
Pregestimil = formula free lactose dengan kandungan 55% MCT. Kalori 67 Kkal tiap 100 ml.
UrsaMagna menyumbang Rp 320.000,00 untuk 2 kaleng Peptamen.
Special thanks to Pustika Efar, PPDS anak IKA RSCM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar