Seperti dikisahkan oleh dr Francisca Yohanna, Peserta Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM:
Kami bertemu dengannya saat usianya lima bulan. Wajah dan badan yang sangat kurus dan lemah, menggambarkan seorang anak dengan gizi buruk; kami menyebutnya gizi buruk marasmik. Anak tunggal yang lahir dari pasangan orang tua yang demikian sangat menyayanginya, Rizky memiliki satu kelainan pada usus besarnya yang disebut morbus hirschprung.
Lahir secara normal, awalnya Rizky tidak menampakkan kelainan. Layaknya bayi lain, dia menerima ASI sebagai sumber nutrisi sehari-hari. Rizky pun selalu menampakkan nafsu minum yang baik dan tumbuh sesuai dengan bayi seusianya. Satu-satunya keanehan, seperti digambarkan oleh sang ibu, Rizky buang air besar dengan frekuensi dan konsistensi yang tidak teratur. Pada awalnya tidak tampak gejala lain yang menyertainya. Dalam satu minggu, kadang sang bayi hanya buang air besar tiga kali dengan konsistensi sedikit-sedikit dan tampak bahwa dia merasakan tidak nyaman saat melakukannya, sehingga menurut ibu Rizky mungkin merasa kesakitan. Sampai saat usia 4,5 bulan, perut Rizky mulai tampak membuncit, nafsu minum ASI mulai tampak menurun. Sejak saat itulah Rizky mulai nampak kurus, dan semakin kurus hingga usia 5 bulan saat dibawa ke RSCM kami bertemu dengannya.
Karena kendala biaya, kedua orang tuanya hanya sesekali membawanya ke puskesmas terdekat. Karena keterbatasan pengetahuan orang tua dan biaya berobat, problem kesehatan yang dialami oleh Rizky tak kunjung mendapatkan penanganan segera sejak awal mulai dicurigai adanya kelainan pada anak tersebut. Surat jaminan kesehatan-pun belum sepenuhnya dapat menanggung kebutuhan pemeriksaan dan penanganan yang seharusnya didapatkan oleh Rizky.
Sesampainya di RSCM, tampak kelegaan dari kedua orang tua Rizky yang mendapatkan keringanan biaya selama perawatan. Sesuai dengan program pemerintah, semua kondisi gizi buruk (dialami oleh Rizky saat pertama kali masuk ke RSCM) akan menjadi tanggungan pemerintah. Saat itu bersama Bagian Bedah Anak, kami merawat Rizky dengan diagnosis morbus hirschprung dan melakukan operasi pembuatan lubang sementara pada perut sebagai tempat mengeluarkan kotoran yang melewati usus besarnya, kami sebut sebagai tindakan kolostomi. Sejak saat itu hingga saat ini Rizky buang air besar layaknya anak-anak lainnya dengan teratur, namun dengan kondisi lebih spesifik yaitu melalui kolostominya.
Dukungan secara moril selalu kami berikan terhadap kedua orang tua Rizky, mengingat kondisi “khusus” yang dialami oleh satu-satunya anak mereka. Usaha kami berbuah, kedua orang tua anak itu dalam waktu tidak terlalu berlanjut telah mampu mengkondisikan diri maupun anaknya terhadap kondisi tersebut. Rizky dapat tumbuh dan berkembang layaknya anak-anak seusianya dalam kondisi psikis yang ceria. Kondisi gizi buruk-pun telah dapat teratasi, saat ini Rizky dengan kolostominya telah mampu bertumbuh menjadi seorang anak dengan gizi baik.
Menginjak usianya saat ini yaitu 18 bulan, Rizky harus menjalani operasi kedua, yang kami sebut sebagai metode duchamel, sebagai suatu rangkaian untuk menyambung usus yang telah sehat dengan anus. Kondisi Rizky demikian stabil dan baik sebelum operasi, tak tampak kegelisahan ataupun ketakutan di wajahnya. Operasi dilakukan oleh tim Bagian Bedah Anak dan memberikan hasil yang optimal. Kendala biaya menjelang operasi menjadi kekhawatiran terbesar dari kedua orang tua Rizky; namun dengan sangat merasa syukur, kendala ini dengan cepat terbantukan oleh sebuah bantuan dari UrsaMagnaCharity. Operasi dijalankan dengan lancar dan saat ini Rizky masih menjalani perawatan untuk monitor hasil operasi yang dijalaninya.
Rizky, semoga engkau dapat senantiasa tumbuh dan berkembang layaknya teman-temanmu dengan tidak sedikitpun kehilangan keceriaan yang selalu tergambar diwajahmu, Nak. Kami semua selalu berada di sampingmu.
*group hug from our team*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar